
Iqra = Membangun Perpustakaan Secanggih Mungkin
Sebuah diskusi terbatas di Pusat Perpustakaan UIN Bandung menemukan kesimpulan yang cukup penting terkait dengan makna kata iqra, yang selama ini begitu beragam dikembangkan secara multitafsir dan multi pemaknaan.
MENERIMA DAN MENYAMPAIKAN KEBAIKAN
Mungkin, tulisan ini tidak ada hubungannya dengan keperpustakaanan. Tapi, bisa juga sih disambung-sambungkan. Saya menulis ini karena ilham pribadi saja. Ide tiba-tiba, begitu kira-kira pasnya.
Buku VS Sosmedism
Membaca dan memahami buku merupakan rukun utama seseorang masuk ke dalam dunia pengetahuan. Siapapun yang berminat menjadi pencari pengetahuan mesti memenuhi rukun ini. Buku mesti diakrabi setiap saat, karena hanya di dalam buku tersedia pengetahuan yang lengkap. betul saat ini telah tersedia saluran pengetahuan di luar buku. Media sosial, salah satunya. Namun, pengetahuan yang utuh tidak terdapat di media sosial. Hanya ada di buku. Media sosial hanya menyajikan penggalan-penggalan pengetahuan yang tidak runtut dan (terkadang) asal tayang. Bahkan, media sosial menjadi sarang penyesatan informasi pengetahuan.