Iqra = Membangun Perpustakaan Secanggih Mungkin
Sebuah diskusi terbatas di Pusat Perpustakaan UIN Bandung menemukan kesimpulan yang cukup penting terkait dengan makna kata iqra, yang selama ini begitu beragam dikembangkan secara multitafsir dan multi pemaknaan.
Iqra merupakan basis filosofis pengetahuan dengan ragam makna. Iqra dimaknai sebagai cara menggulati pengetahuan melalui membaca, yaitu merangkai kata untuk suatu tujuan makna yang ingin didapat. Apakah iqra hanya tepat diartikan membaca? Apakah membangun perpustakaan secara bagus dengan berbagai fasilitas kemudahan bagi para pemustaka masuk ke dalam makna iqra? Pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab.
Tampaknya, iqra dapat dimaknai secara kelembagaa, dalam hal ini mengembangkan perpustakaan. Menyediakan fasilitas perpustakaan yang serba modern merupakan jawaban nyata dari misi iqra. Iqra sebagai falsafah kemajuan dan kepintaran manusia tidak mungkin dapat terwujud dalam kenyataan, apabila tidak tersedia piranti yang memudahkan orang untuk mewujudkannya.
Menyediakan fasilitas baca yang representatif untuk para pemustaka dan perangkat teknologi yang canggih merupakan pemaknaan iqra yang sebenarnya. Oleh sebab itu, mengabaikan kelengkapan fasilitas baca dan perangkat kemudahan bagi para pemustaka merupakan tindakan yang bertentangan dengan misi iqra, yang digaungkan sejak Nabi Muhammad pertama kali menerima kata tersebut.
Iqra menginspirasi lahirnya kreatifitas banyak orang. Temuan cara praktis baca Al-Quran yang diformat secara praktis dan lebih mudah merupakan salah satu pelaksanaan dari iqra. Adapun membangun perpustakaan sebaik mungkin, itu pasti merupakan pengamalan paling nyata dari kata IQRA.