UIN Kembangkan Keilmuan dengan Aspek Relijius
Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Mahmud, di ruang kerjanya, Minggu (24/1/2016), menyatakan, sejarah mencatat umat Islam pernah memiliki ilmuwan kelas dunia. Ilmuwan Islam Ibnu Bassal menulis lengkap adanya 10 lapisan dalam tanah yang dilengkapi dengan potensi-potensinya.
"Semua itu amat berguna bagi pertanian melalui perhitungan musim yang cocok dengan kebutuhan lokal. Ibnu Bassal menggabungkan penelitian ilmiah dari Yunani, Aleksandria, Romawi, India, Babilonia, dan Cina yang diterapkan dari mulai Timur dekat, Maroko hingga Andalusia," ujarnya.
Mahmud meminta agar fakultas dan program studi di UIN Sunan Gunung Djati mengembangkan keilmuan dan penelitian yang didasari aspek relijius sehingga nantinya muncul kembali zaman keemasan Islam."Misalnya Psikologi UIN harus berbeda dengan Psikologi UNPAD karena UIN mengembangkan teori psikologi perkembangan dari Al-Ghazali yang menyatakan adanya tahap perkembangan mumayyiz yang mampu membedakan antara baik dan buruk. Coba Psikologi UIN teliti soal ini pada usia berapa anak-anak di Indonesia memasuki masa mumayyiz," katanya.
Akibat pemahaman keilmuan dan keagamaan yang masih sempit, kata Mahmud, membuat sebagian Muslimin mudah terjebak ke dalam kelompok tertentu. "Mereka memahami Islam dengan sempit dan tekstual, menuhankan kekerasan dan teror karena tidak terbiasa dengan perbandingan mazhab dan Ilmu Kalam sehingga tak memahami islam sebagai agama kasih sayang seluruh alam," ucapnya.(Sarnapi/A-147)***
Sumber : Pikiran Rakyat 24 Januari, 2016 - 13:15
Dikutip dari Website UIN Sunan Gunung Djati Bandung