Design Thinking: Mengatasi Tekanan Menulis Paper
Menulis paper menjadi target akademisi. Situasi ini telah menimbulkan "tekanan". Kami percaya masalah ini dapat diatasi. Sudah ada banyak cara sukses publikasi paper. Design thinking diyakini menjadi jalan keluarnya.
Dia merupakan metode unruk mengurai masalah kompleks dan diakui efektif. Metode ini akan menempatkan people sebagai center. Berbagai masalah dikenali secara kritis oleh seluruh yang terlibat. Berbagai masalah itu diatasi dengan inovasi dan diujicoba terus-menerus sampai menemukan praktik terbaik. Metode ini sekaligus dapat mengatasi "tekanan". Sebab, dia mensyaratkan empati yaitu situasi merasakan keadaan emosi orang lain, mencoba jalan keluar, dan mendengarkan perspektif orang lain.
Sejauh pengalaman UIN SGD Bandung, berbagai informasi menulis efektif dihimpun, dirumuskan menjadi pengetahuan sistematis, dan dipraktikan. Kami pelajari "tubuh artikel" mulai dari abstrak. Berikutnya introduction, method, result, and discussion yang dikenal dengan struktur IMRAD. Terciptalah group-group sejawat (peer-groups) untuk praktis menulis paper. Bahkan, lebih massif lagi terwujud Kelas Menulis Reguler (KMR).
KMR menyajikan sejumlah praktis baru. Berbagai tips menentukan topik, menulis to the point, menyusun paragraf, memahami state of the art atau statement original, praktis aplikasi references, open acces data digital bereputasi, paraphrase, grammarly, plagiarism checker, dan correspondence disajikan di KMR. Termasuk pencarian sasaran klasifikasi jurnal dan impact factor jurnal.
Memang praktik design thinking dalam mengatasi masalah penulisan dan publikasi paper bukan segalanya. Misalnya, kemampuan skill menulis yang tidak merata di antara akademisi dan penciptaan kultur menulis yang belum sesuai harapan masih merupakan subjek permasalahan. Namun, berbagai strategi terus dilakukan baik struktural maupun kultural yang merupakan bagian dari ajuran design thinking pula.
Akademisi dengan skill tinggi dalam penulisan paper sebanyak 30% sudah cukup meningkatkan peringkat publikasi ilmiah pendidikan tinggi. Akan tetapi, motivssi utama bukanlah pemeringkatan, melaikan penguatan kapasitas. Oleh karena itu, perlu dibangun niat dan motivasi bersama: "menulis paper itu semua bisa!"
Bandung, 30 Juni 2019
Wahyudin Darmalaksana
Kepala Puslitpen LP2M UIN SGD