• LP2M
  • Berita
  • Pendidikan Tinggi Pusat Penguatan SDM Unggul

Pendidikan Tinggi Pusat Penguatan SDM Unggul

Oleh:

Wahyudin Darmalaksana

 

Pendidikan tinggi mengalami persaingan dalam hal pengelolaan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, khususnya lulusan. SDM meliputi mahasiswa, fungsional, dan tenaga kependidikan. Seluruh SDM diperoleh melalui input rekrutmen. Pengelolaan dilakukan utamanya untuk peningkatan kapasitas SDM.

Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 menunjukkan bahwa tugas utama pendidikan tinggi adalah peningkatan SDM. Yaitu, SDM ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemerintah mengarahkan kebijakan strategis untuk pendidikan tinggi, yaitu kualitas, relevansi, dan daya saing. Baru-baru ini visi Indonesia (2019-2024) didengungkan, yakni SDM Unggul, Indonesia Maju. Secara khusus, pendidikan tinggi ditekan untuk menyiapkan SDM unggul untuk persaingan global.

Di atas itu menegaskan pendidikan tinggi harus menetapkan tujuan bersama organisasi internal. Tujuan bersama inilah yang harus diusung bersama dan dicapai secara bersama pula. Harus dihitung pula berbagai tantangan eksternal pendidikan tinggi. Yaitu, persaingan lokal, nasional, regional, dan global.

Pendidikan tinggi di hampir seluruh negara memiliki problem serius. Antara lain yang paling fenomenal ialah problem pengaturan, relevansi kurikulum dengan konteks kebutuhan, keterbatasan SDM profesional, kondisi keuangan, dan pengelolaannya.

Pendidikan tinggi membutuhkan pengaturan yang kuat mencakup kehendak untuk berkembang secara leluasa. Kurikulum selalu membutuhkan peninjauan ulang seiring dengan perubahan konteks situasi yang cepat. Kebutuhan akan SDM profesional yang makin tinggi dengan timbulnya era revolusi 4.0 yang disruptif. Sejauh ini, sumber keuangan perguruan tinggi diperoleh dari biaya siswa, anggaran publik, dan sponsor. Realitanya, pendidikan tinggi di hampir setiap negara menghadapi tunggakan 40% biaya siswa, anggaran publik yang menurun karena situasi politik negara, dan sponsor yang belum tentu dapat diandalkan. Mengorganisasikan seluruhnya menjadi tugas berat para manager pendidikan tinggi.

Karena itu, peran manager pendidikan tinggi menjadi sentral. Mereka akan mengusung visi yang terukur sejalan dengan visi pusat. Mengawal langkah-langkah misi secara terstruktur untuk memastikan visi terwujud. Menjalankan pengembangan strategis. Melaksanakan kontrol, pengendalian, dan evaluasi kegiatan. Daripada itu, nilai eksplisit yang disepakati bersama akan dijunjung sebagai bingkai seluruh pelaksanaan tata kelola. Tak heran bila baru-baru ini timbul ide rektor asing untuk memastikan pengelolaan pendidikan tinggi yang baik.

Organisasi pendidikan tinggi diibaratkan sebuah kendaraan dengan tujuannya yang telah pasti. Assesor berperan sebagai supir yang melakukan assesment apakah kendaraan tersebut melaju ke arah tujuan, apakah orang-orang di dalam organisasi menjalankan tugasnya untuk menopang tujuan, dan apakah terdapat peningkatan SDM untuk memastikan organisasi pendidikan tinggi melakukan daya saing. Dalam hal ini, parameter diterapkan untuk memastikan pendidikan tinggi melaju cepat sampai pada tujuan.

Inti bisnis (core of business) pendidikan tinggi adalah jasa layanan pendidikan. Penjaminan mutu berperan untuk memastikan kualitas layanan yang diukur dengan indikator hasil akreditasi. Selebihnya, ialah penjaminan keunggulan dan kekhasan yang dapat dibentangkan melalu program studi dengan pertimbangan kurikulum, pengajaran, penelitian, dan partisipasi masyarakat.

Kualitas layanan akan meningkatkan performa bisnis pendidikan tinggi. Kualitas layanan berimplikasi terhadap peningkatan animo peminat, penguatan perolehan anggaran publik, dan pengembangan dukungan sponsor. Fokus layanan sendiri adalah peningkatan kapasitas SDM. Dalam hal ini, pendidikan tinggi melalui pelayanan dituntut menyiapkan SDM lulusan yang unggul dan berdaya saing. Layanan penyiapan SDM tersebut dibutuhkan SDM yang handal pula. Dengan demikian, penguatan SDM tak bisa dihindarkan untuk mahasiswa, fungsional, dan tenaga kependidikan serta seluruh stakeholders yang terlibat di dunia pendidikan tinggi.

Tegaslah pendidikan tinggi sangat membutuhkan strategi, proses dan SDM. Fokus utama bisnis pendidikan tinggi adalah penguatan SDM. Dengan begitu, pendidikan tinggi akan menjadi pusat SDM unggul. Jika sudah begitu maka akan besar pula dukungan terhadap pendidikan tinggi.

 

Penulis adalah Pemerhati Manajemen Strategis Pendididikan Tinggi

Kontak LP2M

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)
Gedung Lecture Hall Lantai I Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Jl. A.H. Nasution No. 105 - Cibiru - Bandung
Telp. 022-7800525
Fax.022-7803936
email: lp2m@uinsgd.ac.id

BCMath lib not installed. RSA encryption unavailable